Wednesday, March 7, 2012

Hawa Nafsu

Hmm, ini nih "biang kerok" dari kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. Ya memang, manusia itu diciptakan udah include dengan akal dan hawa nafsu. Keduanya membuat adanya tarikan antara kebaikan dan keburukan di dalam diri manusia.


Kita tahu kata hawa nafsu itu berasal dari bahasa arab. Hawa = kecenderungan, keinginan, hasrat Nafsu =  diri sendiri (Nah, kadang-kadang orang-orang banyak salah kaprah nih. Kadang orang cuma nyebutnya nafsu aja gak pake hawa. Padahal artinya bisa beda lho). Hawa nafsu itu berarti kecenderungan yang ada dalam diri manusia. Dengan adanya hawa nafsu, manusia jadi punya keinginan-keinginan agar manusia merasa terpuaskan. Sebagai contoh nih, dengan adanya hawa nafsu manusia kepingin makan, kepingin minum, kepingin istirahat, kepingin harta, kekuasaan, pasangan, dan seterusnyah..

Setiap manusia akan berusaha untuk memenuhi keinginannya masing-masing. Tak jarang, segala cara dilakukan untuk memuaskan hawa nafsunya. Bahkan seringkali walaupun sudah terpuaskan, masiiih aja ngerasa kurang. Jadinya terus, terus dan terus ga akan pernah berakhir. Inilah yang jadi masalah, mengumbar hawa nafsu. Karena kurangnya rasa syukur, jadinya manusia terus mengikuti hawa nafsu. Mulailah deh manusia melakukan kemaksiatan-kemaksiatan demi memuaskan dirinya sendiri.

"Oh kalau gitu kita ga perlu ngikutin hawa nafsu dong? Kan hawa nafsu itu buruk? Berarti, biarin deh ga usah makan, ga usah minum, ga usah istirahat, ga usah punya harta, kekuasaan dan pasangan aja sekalian supaya diri ini suci dan terbebas dari hawa nafsu?" Hmm, nyatanya sikap seperti itu juga ga tepat. Sudah fitrahnya kita sebagai manusia punya hawa nafsu, punya keinginan. Ga salah kalau manusia itu berusaha memenuhi keinginannya.
"Terus gimana dong?" Tentu kita punya agama bukan? Tidak ada solusi yang paling ampuh untuk menyikapi hawa nafsu kita selain yang Tuhan kita ajarkan. Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk meredam hawa nafsu, bukan memusnahkan. Dan islam juga mengajarkan untuk mengarahkan hawa nafsu kepada kebaikan. Karena, sekali lagi, sudah menjadi fitrah sebagai seorang manusia memiliki hal-hal demikian. Coba kita simak dulu sabda Rasulullah SAW.

Pernah suatu ketika tiga orang sahabat datang bertanya kepada istri-istri Nabi tentang peribadahan beliau. Kemudian setelah diterangkan, masing-masing ingin meningkatkan ibadah mereka. Salah seorang dari mereka berkata: “Adapun saya, maka sungguh saya akan puasa sepanjang masa tanpa putus.” Sahabat yang lain berkata: “Adapun saya, maka saya akan sholat malam selama-lamanya.” Yang lain berkata: “Sungguh saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah selama-lamanya … dst.” Ketika hal itu didengar oleh Nabi , beliau keluar seraya bersabda:
أَنَْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا؟ أَمَا وَاللَّهِ إِنِّيْ لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، وَلَكِنِّيْ أَصُوْمُ وَأَفْطِرُ وَأُصَلِّيْ وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ.
“Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu? Demi Alloh, sesungguhnya akulah yang paling takut kepada Alloh dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi, aku berpuasa dan aku berbuka, aku sholat dan aku tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, ia tidak termasuk golonganku.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Bukhori: 5063, Muslim: 1401, Ahmad 3/241, 259, 285, Nasa’i 6/60, dan Baihaqi 7/77 dari sahabat Anas bin Malik )
Tuh lihat, orang sekelas Rasulullah saja (orang yang paling takut sama Allah dan paling taqwa kepadaNya) punya hawa nafsu. Tapi sungguh beliau sangat bijak dalam menyikapi gejolak hawa nafsu. Maka sikap yang terbaik adalah meredamnya dan mengarahkan hawa nafsu kita kepada kebaikan. Dan jangan lupa buat bersyukur. Supaya kita selalu merasa cukup atas pemberian Allah kepada kita. Supaya kita ga terus-terusan ngikutin hawa nafsu kita.
Silahkan berpuasa, tapi jangan lupa untuk berbuka.
Silahkan beribadah, tapi jangan lupa untuk istirahat.
Silahkan cari harta, asalkan digunakan untuk kebaikan.
Silahkan cari kekuasaan, asalkan digunakan untuk melindungi ummat.
Silahkan jatuh cinta, asalkan ada di dalam janji ikatan pernikahan.z



Tapi jangan pernah bersembunyi di balik kefitrahan. Kalau kita emang salah, akui dan perbaiki.
Ingat, sejatinya, yang harus kita lawan bukanlah orang lain, melainkan diri sendiri. Hawa nafsu kita sendirilah yang harus kita lawan. Kita harus berusaha sekuat tenaga, bergelut dengan diri sendiri untuk meredam dan mengarahkannya.
Semoga Allah selalu melindungi kita dari kejahatan hawa nafsu.
Semoga Allah selalu memberikan kekuatan kepada kita untuk meredam hawa nafsu kita. 
Semoga Allah senantiasa menerangi hati kita dengan cahayaNya agar hawa nafsu kita terarah dan tidak salah jalan.
Aamiin..

"Sesungguhnya hawa nafsu itu rendah dan hina. Dengan adanya islam, membuatnya menjadi indah dan mulia" :)

No comments:

Post a Comment